Minggu, 22 Februari 2009

Pembenihan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) di Balai Benih Ikan Lokal Sungailiat

Abstract :
Ikan Lele Dumbo merupakan species baru yang diperkenalkan pada tahun 1984. Lele bertubuh bongsor ini adalah hasil persilangan antara induk betina lele asli Taiwan dan induk pejantan yang berasal dari Afrika. Lele ini masuk ke Indonesia pertama kali pada tahun 1986, yang di impor dari Taiwan melalui Bandara Soekarno – Hatta. Karena memiliki berbagai kelebihan, lele dumbo termasuk ikan yang paling mudah diterima masyarakat. Kelebihan tersebut diantaranya pertumbuhannya cepat, memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya enak, dan kandungan gizinya cukup tinggi. Bila di budidayakan, lele bisa menjadi sumber pendapatan keluarga dan penyedia lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Tujuan dari magang ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara dan tahapan dalam proses pemijahan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) di BBI Lokal Sungailiat, Bangka, menghitung persentase penetasan (HP), kelangsungan hidup (SR) ikan lele dumbo, menambah keterampilan dan pengalaman dalam kegiatan budidaya serta menerapkan ilmu yang dipelajari di kampus dengan kegiatan di lapangan. Induk yang digunakan oleh Balai Benih Ikan Lokal Sungailiat adalah hasil pembesaran petani dari Desa Kemuja Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka yang dipelihara 1-2 tahun. Kolam lele Dumbo dipelihara pada kolam semen berdasar tanah berukuran 32 m2 dengan kedalaman air rata-rata 0,5 m yang dilengkapi saluran inlet dan saluran outlet. Setiap hari diberi pakan pelet terapung dengan kandungan protein 16-19 % sebanyak 3 % dari bobot tubuhnya, dan pakan tambahan berupa usus ayam secara ad libitum. Induk yang digunakan memiliki berat 1-1,5 kg/ekor dan telah mencapai umur 1 tahun. Menjelang pemijahan dilakukan penyeleksian induk yang dilakukan di pagi hari. Penyeleksian dilakukan secara massal. Pemijahan dilakukan secara semi buatan dengan penyuntikan hormon ovaprim dengan dosis 0,2 ml/kg dan proses ovulasi (pengeluaran telur) terjadi secara alami. Induk yang digunakan sepasang (1:1) dengan bobot induk jantan 1,5 kg/ekor dan bobot induk betina 1 kg/ekor. Penyuntikan dilakukan 1 kali secara intra muscular. Proses pemijahan terjadi malam hari setelah 8-9 jam dari penyuntikan dengan ditandai melekatnya telur-telur pada kakaban. Bak pemijahan yang digunakan berukuran 2,7x1,6x1 m3 1 buah. Jumlah telur yang dihasilkan 152.100 butir per kg induk. Setelah berumur 4 hari benih dipindahkan ke dalam akuarium berukuran 40x40x30 cm3 dengan tinggi air 15 cm dan pemasangan aerasi dengan kepadatan 1000 ekor/akuarium dimana jumlah akuarium 10 buah. Pakan yang diberikan pada pemeliharan benih di akuariun adalah nauplii Artemia sp secara ad libitum, yaitu tanpa takaran tertentu dengan pengontrolan dan pemberian 4 kali sehari. Pemeliharan benih di akuarium sampai benih berumur 14 hari. Adapun SR selama pemeliharaan di akuarium sebesar 80%. Dosis pengapuran 50-100 g/m2, kemudian bak di isi air setinggi 30 cm dan pemupukan dengan dosis 500-1000 g/m2. Penebaran benih dilakukan pada pagi hari yaitu pada saat suhu udara rendah. Pemberian pakan tambahan setelah 3 hari penebaran berupa pelet udang berbentuk tepung dengan kandungan protein 40% secara ad libitum 4 kali sehari. Setelah masa pemeliharaan 2 minggu di bak dan dilakukan pemanenan pada sore hari dengan membuka saluran outlet yang dipasang saringan untuk mencegah ikan lolos. adapun SR selama pemeliharaan di bak deder yaitu bak 1 = 55,125%, bak 2 = 54,725%. Selama kegiatan magang berlangsung tidak ditemukan adanya penyakit yang menyerang ikan lele dumbo. Penyakit yang sering menyerang ikan lele adalah white spot, Lernea sp. Ikan lele yang sehat harus segera dipisahkan dari lele yang terinfeksi penyakit tersebut. Lele yang terserang penyakit white spot direndam dalam larutan formalin 25 ml/m3 air selama 12-24 jam. Sementara itu, lele yang terserang Lernea sp direndam dalam larutan garam atau NaCl 20 g/l selama 5 menit. Perendaman ini diulangi 2-3 kali. Pengepakan benih ikan lele dumbo dengan cara tertutup menggunakan kantong plastik berukuran 50cm x 30cm dirangkap dengan mengikat kedua ujungnya dengan karet gelang. Lalu diisi air ¼ bagian, masukkan benih sambil dihitung, pengisian oksigen ½ bagian dan kantong plastik diikat dengan karet gelang. Pengangkutan benih dilakukan dengan kendaraan roda empat atau roda dua dengan biaya transportasi ditanggung pembeli. Pemasaran benih, petani mendatangi langsung balai. Ukuran benih lele dumbo di Balai Benih Ikan Lokal Sungailiat yang dipasarkan adalah 3-4 cm dan 5-6 cm. Untuk ukuran benih 3-4 cm memiliki harga per ekor sebesar Rp. 250,00, sedangkan ukuran benih 5-6 cm memiliki harga per ekor sebesar Rp. 300,00. Adapun syarat benih yang dipasarkan oleh BBI Lokal Sungailiat yaitu sehat, lincah, dan tidak cacat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar