Senin, 16 Februari 2009

Bandeng Tandu, Produk Andalan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan

Bandeng (Chanos chanos sp) merupakan jenis ikan yang memiliki cita rasa khas dan dikenal masyarakat luas. Sidoarjo merupakan basis produksi Bandeng dengan beragam produk olahan seperti bandeng asap, bandeng presto dan lainnya. Jenis olahan dari bahan baku ikan bandeng yang sudah ada cenderung menjadi bahan makanan klasik yang tingkat konsumsinya relatif rendah pada strata konsumen fanatik, sedangkan pola konsumsi masyarakat saat ini cenderung lebih menyukai makanan bersifat instan dan siap saji sekalipun pada golongan menengah ke bawah.

Salah satu faktor yang membatasi peningkatan konsumsi ikan bandeng adalah struktur tubuh dengan banyak duri halus yang mengganggu preferensi konsumen khususnya pada strata remaja dan anak-anak . Untuk menghilangkan faktor pembatas duri halus tersebut, telah tersedia teknologi tepat guna yang sederhana melalui pengkajian letak serta struktur duri dan menghilangkannya dengan cara mencabut kemudian disosialisasikan dengan nama Bandeng Tandu alias Bandeng Tanpa Duri dengan berbagai variasi olahannya yang dapat disajikan secara instan dan siap saji. Produk Bandeng Tanpa Duri merupakan salah satu produk olahan ikan bandeng yang dihasilkan oleh Akademi Perikanan Sidoarjo.

Melalui upaya-upaya peningkatan konsumsi ikan bandeng seperti disebutkan di atas diharapkan dapat menjadi motivasi bagi produksi ikan bandeng yang tentu saja akan diikuti pula dengan peningkatan kesejahteraan nelayan pada umumnya dan petani tambak pada khususnya.

Hasil kajian pasar terhadap produk Bandeng Tandu yang dikembangkan oleh Akademi Perikanan Sidoarjo ini mendapat respon positif dari masyarakat berbagai kalangan. Hasil penelitian dengan menggunakan studi survei pada awal peluncuran menunjukkan bahwa produk ini dapat diterima dan diminati oleh masyarakat. Dari kuisoner yang disebarkan, sebanyak 385 responden menyatakan tertarik dan berminat untuk mengonsumsi Bandeng Tandu. Sebanyak 80% menyatakan berminat dan berniat untuk membell, sedangkan 20% diantaranya hanya menanggapi biasa-biasa saja. Setelah beberapa tahun berjalan, terbukti bahwa produk andalan dari Akademi Perikanan Sidoarjo ini telah mendapat tempat di hati masyarakat dengan adanya show case produk ini di pertokoan dan hotel-hotel di daerah Sidoarjo maupun Surabaya. Ini berarti Bandeng Tandu mulai dikenal dan menjadi alternatif oleh-oleh khas Sidoarjo selain Bandeng Asap dan Bandeng Presto.

Untuk menghasilkan bandeng tanpa duri, pertama bandeng dibelah secara butterfly (membentuk kupu-kupu), kemudian semua isi perut dan insang dikeluarkan. Selanjutnya dideteksi letak duri dalam daging bandeng dengan cara meraba dengan jari. Sisi kiri dan kanan punggung Bandeng terdapat 42 duri, sedangkan dari punggung ke bawah ekor ada 12 dan 16 duri.

Bandeng Tandu kemudian diolah dengan bumbu dan tepung sehingga menyerupai Ayam Goreng Crispy. Penyajiannya pun hampir menyerupai makanan cepat saji lengkap dengan sambal dan saos tomat yang dipacking dalam boks sterefoam.

Semakin meningkatnya permintaan konsumen, mendorong Akademi Perikanan Sidoarjo meningkatkan bentuk-bentuk pelatihan pengolahan Bandeng Tandu sehingga mampu membuka lapangan usaha baru. Kegiatan pelatihan dilakukan secara berkesinambungan sehingga mampu memenuhi permintaan pasar akan Bandeng Tandu dan memberikan kontribusi kepada para petani nelayan atau pengolah hasil perikanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar